22 Juli 2008

Kabupaten Seram Bagian Barat

DAHULU Hatusua sering disebut sebagai kleine staat van Ambon karena memang ramai pada zaman kolonial Belanda. Suatu ketika terjadi bencana air laut yang mendadak naik dan meluluhlantakkan seluruh isi desa. Masyarakat pun menata kembali kehidupan di sana dengan membangun rumah-rumah di atas fondasi batu. Lokasinya bergeser dari tempat semula. Itu sebabnya desa itu dinamai hatu (batu) dan sua (soa, rumah yang dibangun oleh soa atau kelompok-kelompok kekerabatan).
KINI Hatusua merupakan salah satu desa di Kecamatan Kairatu yang bernaung di bawah hasil pemekaran Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB). Bersama tetangganya, Seram Bagian Timur (SBT), kabupaten ini diresmikan melalui Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2003. Pusat kegiatan, termasuk pemerintahan sementara, sebagian besar berlangsung di Piru (ibu kota Kecamatan Seram Barat), bukan di Dataran Hunipopu-ibu kota versi UU Nomor 40 itu. Karena fasilitas umum lebih lengkap, pada awalnya Kairatu yang diusulkan sebagai ibu kota sementara, tetapi kemudian muncul perdebatan hingga akhirnya Piru. Sementara Hunipopu masih berupa wilayah kosong.
Sebagai daerah baru, sarana perhubungan di kabupaten ini boleh dibilang cukup baik. Sebagian besar jalan sudah beraspal sehingga semua kecamatan bisa dilalui mobil. Berjarak sekitar 15 kilometer dari Piru, Kairatu terbilang lebih ramai karena letaknya lebih strategis. Selain tersedia sarana pasar, terdapat juga Pelabuhan Waipirit yang melayani angkutan laut feri, speed boat, dan kapal motor rute Ambon-Kairatu.
Dengan feri, lama perjalanan 1-1,5 jam. Dari Kairatu tersedia angkutan mobil ke Masohi (ibu kota Kabupaten Maluku Tengah) dengan lama perjalanan sekitar dua jam. Di samping Waipirit, terdapat juga dermaga di Waisarisa untuk angkutan plywood dari PT Djayanti Group. Perusahaan ini beroperasi di Seram Barat sejak tahun 1983.
Kairatu sejak lama terkenal sebagai daerah transmigrasi, antara lain di Desa Waimital, Waihatu, dan Waipirit. Permukiman transmigrasi Waimital dibuka tahun 1950-an, sedangkan dua berikutnya mulai tahun 1960-an. Melalui program transmigrasi pula kecamatan ini menonjol sebagai penghasil padi untuk Kabupaten Maluku Tengah maupun provinsi. Tidak jarang daerah ini kerap disebut lumbung padi di Maluku.
Secara keseluruhan, daerah utama penghasil padi di Maluku adalah Kecamatan Seram Utara (Maluku Tengah), Kecamatan Waeapo (Pulau Buru), dan Kairatu. Warga transmigran-yang sebagian besar berasal dari Jawa-di Kairatu sejak tahun 1971 sudah diberitakan menghasilkan 350 ton padi. Tiga tahun terakhir ini, dengan rata-rata produktivitas 30 kuintal per hektar, produksi padi 7.626 ton (2001), 3.201 ton (2002), dan 2.679 ton per hektar (2003). Di tahun 1999 bahkan sempat menjulang hingga 10.503 ton per hektar. Sentra produksi hanya di Waimital dan Waihatu. Di tingkat provinsi, Kairatu memberikan kontribusi tertinggi bagi Maluku Tengah, antara lain, 6.423 ton (2000) dan 6.006 ton (2002).
Komoditas palawija yang juga cukup penting adalah jagung dan kacang kedelai. Produksi jagung yang banyak dihasilkan di Desa Rumakay (Kecamatan Kairatu) mencapai 113 ton (2001) dan 154 ton (2002) dari luas panen sekitar 50 hektar. Di kecamatan yang sama, sentra kedelai berada di Desa Wailoy. Umbi-umbian, terbanyak ubi kayu, ada di Desa Kairatu.
Kebun-kebun di daerah ini juga cukup subur untuk kakao, kopi, pala, cengkeh, kelapa, jambu mete, dan vanili. Dengan rata-rata produksi 700 ton per hektar, kakao banyak tumbuh di Kairatu, Seram Barat, dan Taniwel. Dua tahun terakhir produksi cokelat 811 ton (2002) dan 824 ton (2003). Harganya cukup tinggi, sekitar Rp 15.000- Rp 16.000 per kilogram. Hanya saja ada faktor yang bisa menurunkan kualitas buah, yaitu hama yang sering menyerang daging buah tersebut.
Cengkeh boleh dibilang dihasilkan merata di semua kecamatan walaupun yang tertinggi di Kairatu. Dua tahun terakhir, total produksi bahan bumbu dapur ini 1.249 ton (2002) dan 2.186 ton (2003) dari luas tanaman menghasilkan 3.500 dan 3.800 hektar. Sedangkan sentra kelapa di Huamual Belakang dan Taniwel.
Biarpun tidak banyak, vanili terdapat di Seram Barat dan Taniwel. Sampai tahun lalu produksinya 32 kilogram per hektar, masih kalah jauh dibandingkan Kecamatan Amahai (900 kilogram) dan Saparua (125 kilogram). Jika melihat harganya, kondisi basah Rp 160.000 dan kering Rp 1,5 juta per kilogram, jelas amat menggiurkan petani. Bukan tidak mungkin mereka lebih membela vanili dibandingkan tanaman lain. Pasar komoditas ini adalah Manado dan Bali.
Dengan luas daerah 20 persen dari kabupaten induk, ekonomi SBB cenderung berkiblat pada pertanian tanaman pangan. Dalam Population and Environment Issues in Maluku, The Case of Western and Northern Seram (Denny Hidayat et.al, 1999), potensi kabupaten ini sebagai penghasil padi sangat didukung program transmigrasi. Sejak tahun 1994, di Pulau Seram sekitar 1.150 hektar sawah dicetak, dan kebanyakan terpusat di lokasi transmigrasi Kairatu serta Seram Utara.
Menurut Dinas Pertanian Maluku Tengah, peran pendatang (transmigran)-yang lebih berpengalaman mengolah sawah-membuat persawahan lebih berkembang. Sedangkan masyarakat setempat lebih banyak mengupayakan lahan-lahan kering dengan jenis-jenis tanaman berumur panjang. Bukan berarti penduduk asli tak mampu bersawah. Di dusun Waitoso, Piru, misalnya, yang bukan daerah transmigrasi, mereka bercocok tanam padi ladang seluas 5 hektar. Walaupun bersifat uji coba dan dilakukan secara swadaya, daerah ini berpotensi 30-50 hektar. Pada tahun 2001-2002, diperoleh panen rata-rata 2 ton per hektar.
Yang jelas, bukan hal yang mudah mengubah perilaku masyarakat agar lebih intensif mengolah sawah. Contoh sederhana, masih banyak yang tidak tahan berlama-lama di tanah berlumpur. Masalahnya, pola pertanian yang biasa dilakukan amat bervariasi. Misalnya, setelah menanam cengkeh "pindah" ke laut menjadi nelayan, dan berlanjut dengan tanaman kacang-kacangan. Kalaupun menanam padi, bisa jadi hanya dilakukan satu musim.
Sumber :
Krishna P Panolih/Litbang Kompas Kamis, 17 Juni 2004

17 Juli 2008

Renungan anak manusia

Yah,..... itulah sepenggal perasaan anak manusia....
Aku bisa merasakan apa yang dirasakan sepasang anak manusia yang akan menemui sang penciptanya. Beraneka macam perasaan berkecamuk didalam jiwanya. Ada perasaan sedih meninggalkan teman, saudara, sahabat dan kerabat. Ada perasaan kecewa karena merasakan ketidakadilan hukum. Ada perasaan dosa karena perbuatan yang telah dilakukan saat itu. Mungkin ada perasaan puas karena sudah merasa menebus kesalahan di dunia. Namun yg utama.....perjalanan panjang menemui sang khalik jauh disana........ya, jauh disana.......
Catatan kecil ini kubuat untuk mengantarkan kepergian sang terpidana yang yang akan melepaskan kehidupan dunia. Sepasang Ibu dan Anak yang dengan tabah akan melakukan perjalanan panjaaaaaaaaaaaang.... Sumiarsih dan Sugeng....Aku doakan tenang disisiNya.
Amin................................

16 Juli 2008

Askar Wataniah ???? Apa itu......


1. Apakah itu Askar Wataniah ?
Askar Wataniah (AW) adalah badan sukerela yang berlainan dari badan-badan sukarela yang lain. AW merupakan angkatan simpanan Tentera Darat Malaysia sebagai benteng kedua di dalam mempertahankan negara kita yang tercinta ini. Penyertaan saudara-saudari di dalam Askar Wataniah akan merupakan satu sumbangan murni di dalam menyahut seruan ibu pertiwi sesuai dengan konsep HANRUH (Pertahanan Menyeluruh) yang ditetapkan di dalam dasar pertahanan negara.
HANRUH antaranya menetapkan bantuan nasional termasuk pengembelingan semua sumber negara disamping penglibatan angkatan tentera.
Sebagai sebuah negara yang berkembang untuk mencapai matlamat sebuah negara yang maju dengan Wawasan 2020, setiap pihak dan rakyat perlu memainkan peranan di dalam pembangunan dan pertahanan negara dan hendaklah menjadikannya sebagai sebahagian dari aktiviti masyarakat.

2. Bagaimanakah saya dapat menyertai Askar Wataniah?
Sekiranya saudara/saudari ingin menyertai Askar Wataniah pada hari ini, silalah berhubung dengan pasukan-pasukan Tentera Darat atau Askar Wataniah yang berhampiran.



Sumber :

Bahagian Simpanan Tentera Darat Markas Tentera Darat
Wisma Pertahanan Jalan Padang Tembak 50634 Kuala Lumpur
Tel : 03-2921333 / 03-2941536 samb. : 2287 / 2290

Trip to Pulau Kecil



Ini adalah pengalamanku dalam menikmati langsung indahnya pulau kecil paling selatan negara kita. Dalam info yang pernah kubaca, pulau ini masuk dalam pulau kecil terluar yang berbatas langsung dengan benua Australia. Yaah.....kata orang sih namanya pulau Dana Rote. Tepatnya di sebelah selatan pulau Rote, Prop. NTT. Perjalanan kepulau ini ditempuh dari Pelabuhan Tenau naik kapal cepat atau ferry ( sesuai modal bung....red ). Inilah kali pertama aku naik kapal cepat, ingin muntah rasanya, tapi malu sama tetangga...he..he.. Udah nyampai di Rote, sabar dulu....masih panjang perjalanannya. Nah, dari sini lewat jalan darat kepantai....Nembralla (..kalau tidak salah ya..). Nah sampailah kita harus nyebrang lagi kepulau sasaran.... Naik apa ?? Kebetulan ada bapak2 Marinir yang punya perahu karet.... Dengan fasilitas bapak2 inilah kami berhasil menyebrang, walaupun dengan nyali kecil ( maklum nenek moyangku bukan pelaut...). Sampailah kami disana...Alamaaak, kecil banget wilayahnya, ternyata masih ada kehidupan disini. Yaaa, bapak2 tentara yang selalu siap sedia menjaga wilayah kedaulatan negara. Tidak rela tanah sejengkalpun dikuasai orang lain...Bravo. bapak2 TNI, doaku dan seluruh rakyat menyertaimu... Udah ya itu dulu dongeng kecil saya, tunggu lain waktu akan saya dongengkan cerita yang menarik...
Pakdegiarto

Blog Pertamaku

Senangnya belajar buat Blog....sampai lupa waktu. Ternyata belajar Blog membuatku lupa segalanya..Ya Tuhan ternyata baru mengenal sedikit saja, aku sudah tergoda lebih jauh.Ya...inilah Blog dan posting pertamaku kubuat di malam yang sepi

Pakdegiarto